INSIDA GRESIK

Seru dan Penuh Ilmu! Himapsi dan Pattiro Gresik Bekali Mahasiswa dengan Jurus GEDSI

Gresik, 16 November 2025 – Suasana Meeting Room INSIDA pada hari itu sangat bersemangat! Himpunan Mahasiswa Psikologi Islam Insida (Himapsi) baru saja sukses menggelar acara keren bertajuk “Pelatihan Volunteer Berperspektif Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Sosial Inklusi (GEDSI)”.

Kegiatan kolaboratif yang mantap ini menggandeng Lembaga Pattiro Gresik, dengan menghadirkan Ibu Nur Khosiah, M.Pd., seorang Koordinator sekaligus Penasihat Pattiro Gresik, sebagai pemateri ahli. Acara ini secara khusus diikuti oleh mahasiswa Psikologi Islam semester 3, 5, dan 7, yang merupakan calon-calon volunteer dan agent of change yang siap beraksi di masyarakat.

Pembukaan yang Khidmat dan Bersemangat

Pelatihan dimulai tepat pukul 09.00 WIB, diawali dengan pembukaan hangat oleh MC. Untuk membangkitkan semangat kebangsaan dan kecintaan pada kampus, seluruh peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan Mars INSIDA. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan pelatihan dari Ketua Umum Himapsi yang menekankan betapa pentingnya peran mahasiswa psikologi dalam mendorong isu keadilan sosial, diikuti dengan pembacaan doa.

Setelah sesi pembukaan, acara langsung masuk ke inti pembahasan tentang GEDSI (Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) yang dipandu langsung oleh Ibu Nur Khosiah, M.Pd. Beliau menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dicerna, menekankan bahwa bekal GEDSI wajib dimiliki semua volunteer agar kegiatan kampus dan sosial kita bisa nyambung ke semua orang.

Ibu Nur Khosiah menjelaskan bahwa Kesetaraan Gender itu intinya adalah adil dan setara dalam peluang, bukan sekadar membagi tugas. Beliau mengingatkan volunteer untuk menghilangkan stereotip gender, mencontoh upaya Pattiro Gresik yang mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat masyarakat.

Lanjut ke isu Disabilitas, Ibu Khosiah mengajak semua peserta untuk mengubah sudut pandang dari melihat disabilitas sebagai masalah individu ke Model Sosial. Fokus utama adalah pada bagaimana lingkungan dan fasilitas yang tidak ramah
yang justru menciptakan hambatan. Oleh karena itu, volunteerharus proaktif memastikan acara Himapsi punya aksesibilitas yang memadai.

Terakhir, dibahas tentang Inklusi Sosial, yang merupakan upaya agar semua orang merasa diterima dan bisa berpartisipasi penuh. Sebagai calon psikolog, peran mahasiswa sangat krusial dalam mengikis stigma dan menciptakan Ruang Aman (Safe Space) di setiap kegiatan.

Pelatihan ini ditutup dengan sesi diskusi yang sangat interaktif. Ibu Nur Khosiah menegaskan bahwa volunteer yang efektif adalah yang mampu melihat potensi dan bukan hanya keterbatasan pada setiap individu.

Terima kasih kepada Pattiro Gresik dan Ibu Nur Khosiah, M.Pd. dan relawan Pattiro, atas pelatihan luar biasa ini. Sampai jumpa di aksi inklusif Himapsi selanjutnya!
Tempat Kegiatan:Meeting Room INSIDA